Senin, 29 Februari 2016
STRUKTUR
WAKTU
Disusun dalam rangka memenuhi tugas
Matematika Model
Disusun
oleh:
Tri
Kurniah Lestari 15709251065
PRODI
PENDIDIKAN MATEMATIKA
PROGRAM
PASCASARJANA
UNIVERSITAS
NEGERI YOGYAKARTA
2016
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Waktu atau Masa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) adalah seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan, atau keadaan berada atau berlangsung. Dalam hal ini, skala waktu merupakan interval antara dua buah keadaan/kejadian, atau bisa merupakan lama berlangsungnya suatu kejadian. Jenis-jenis pengukur waktu atau jam adalah:
Konversi
Satuan Waktu
Satuan waktu di konversikan sebagai berikut :
·
1
menit = 60 detik
·
1
jam = 60 menit
·
1
jam = 3600 detik
·
1
hari = 24 jam
·
1
hari = 1440 menit
·
1
hari = 86400 detik
·
1
minggu = 7 hari
·
1
minggu = 168 jam
·
1
minggu = 10080 menit
·
1
minggu = 604800 detik
·
1
bulan = 28, 29, 30 atau 31
hari
·
1
tahun = 12 bulan
·
1
tahun = 365 atau
366 hari
|
·
1
lustrum = 5 tahun
·
1
windu = 8 tahun
·
1
dasawarsa = 10 tahun
·
1
dekade = 10 tahun
·
1
abad = 100 tahun
·
1
abad = 10 dasawarsa
·
1
abad = 10 dekade
·
1
abad = 12,5 windu
·
1
abad = 20 lustrum
·
1
milenium = 1000 tahun
·
1
milenium = 10 abad
·
1
milenium = 100 dasawarsa
·
1
milenium = 100 dekade
·
1
milenium = 200 lustrum
|
Jumlah hari dalam satu bulan :
·
Januari = 31 hari
·
Februari = 28 atau 29 hari
·
Maret = 31 hari
·
April = 30 hari
·
Mei = 31 hari
·
Juni = 30 hari
|
·
Juli = 31 hari
·
Agustus = 31 hari
·
September = 30 hari
·
Oktober = 31 hari
·
Nopember = 30 hari
·
Desember = 31 hari
|
Pada bulan Februari, setiap 4 tahun sekali jumlah hari pada
bulan tersebut berjumlah 29 hari. Tahun yang memuat adanya 29 hari pada bulan
tersebut disebut tahun kabisat. Tahun ini ditandai dengan bilangan tahun yang
dapat dibagi 4. Contohnya tahun 2016, 2012, 2008, 2004, 2000, 1996, dan
seterusnya. Dengan adanya tambahan 1 hari tersebut sehingga jumlah hari pada
tahun tersebut berjumlah 366 hari, sedangkan pada tahun biasa berjumlah 365
hari.
Menuliskan
Tanda Waktu
·
Tanda
waktu 12 jam
Tanda waktu 12 jam melibatkan keterangan pagi, siang, sore
atau malam. Contohnya pukul 06.00 pagi, pukul 12.00 siang, pukul 05.00 sore,
pukul 12.00 malam. Untuk membaca jam,
perhatikan jarum jamnya. Pada jam analog ada tiga buah jarum jam yaitu jarum
penunjuk jam (jarum pendek), jarum penunjuk menit (jarum panjang), dan jarum
penunjuk detik.
1. Jika jarum panjang menunjuk angka
12, jam menunjukkan angka tepat.
2. Jika jarum jam menunjukkan angka
selain 12, angka yang ditunjukkan dikali dengan 5 yang merupakan menit
kelebihannya
·
Tanda
waktu 24 jam
Satu hari ada 24 jam. Jika menggunakan notasi 24 jam maka
tidak perlu lagi menggunakan keterangan waktu pagi, siang, sore, atau malam.
Contohnya:
1. Pukul satu siang maka ditulis 13.00
2. Pukul tiga sore ditulis 15.00
3. Pukul sembilan malam ditulis 21.00
4. Pukul dua belas malam ditulis 24.00
5. Pukul sepuluh malam ditulis 22.00
Operasi
Hitung Satuan Waktu
1. Hubungan antar satuan waktu
Hubungan jam, menit, dan detik
1 hari = 24 jam
1 jam = 60 menit
1 menit= 60 detik
1 jam = 3.600
detik
2. Operasi Hitung dengan Satuan Waktu
Menjumlahkan
dan mengurangkan tanda waktu harus sesuai dengan tanda waktu yang akan di
hitung misalnya angka yang menunjukan jam dioperasikan dengan jam pula, begitu
pula dengan menit dan detik. Perhatikan contoh berikut :
3 jam 7 menit + 5 jam 8 menit = …
Jawab
:
3 jam 7 menit
5 jam 8 menit
8 jam 15 menit
4 jam 25 menit 7 detik + 3 jam 39 menit 35 detik = …
Jawab
:
4 jam 25 menit 7 detik
3 jam 39 menit 35 detik
7 jam 64 menit 42 detik
karena
64 menit = 60 menit + 4 menit= 1 jam 4 menit maka :
7 jam 64 menit 42 detik ditulis 8 jam 4 menit 42 detik.
Sejarah perkembangan waktu
Pada pengukuran waktu
digunakan sistem duodesimal (basis 12) dan sexadesimal (basis 60). Hal ini
didasarkan pada metode pembagian hari yang digunakan oleh peradaban kuno Mediterania. Sekitar tahun 1500 SM, orang-orang
Mesir kuno menggunakan program bilangan berbasis 12, dan mereka mengembangkan
sebuah program jam matahari berbentuk seperti huruf T yang diletakkan di atas
tanah dan membagi waktu antara matahari terbit dan tenggelam ke dalam 12
bagian. Para ahli sejarah berpendapat, orang-orang Mesir kuno menggunakan
program bilangan berbasis 12 didasarkan hendak total siklus bulan dalam setahun
atau dapat juga didasarkan hendak banyaknya jumlah sendi jari manusia (3 di
tiap jari, tidak termasuk jempol) yang memungkinkan mereka berhitung hingga 12
menggunakan jempol.
Jam matahari generasi
berikutnya sudah sedikit banyak merepresentasikan apa yang sekarang kita sebut
dengan “jam”. Sedangkan pembagian malam menjadi 12 bagian, didasarkan atas
pengamatan astronomi Mesir kuno tentang adanya 12 bintang di langit pada pada
malam hari. Dengan membagi satu hari dan satu malam menjadi masing-masing 12
jam, maka dengan tidak langsung konsep 24 jam diperkenalkan. Namun demikian
panjang hari dan panjang malam tidaklah sama, tergantung musimnya (contoh:
sejak musim panas hari lebih panjang dibandingkan malam). Oleh sebab itu
pembagian jam dalam satu hari pun berubah-ubah berdasarkan musimnya. Sistem
waktu itu disebut dengan sistim waktu musiman.
Pada sekitar tahun 147-127 SM, seorang ahli astronomi
Yunani bernama Hipparchus
menyarankan agar banyaknya jam dalam satu hari dibuat tetap saja yaitu sebanyak
24 jam, disebut dengan sistem waktu equinoctial.
Namun program tersebut baru diterima secara luas oleh pada ditemukannya jam mekanik
di Eropa pada era ke-14.
Eratosthenes
(276-194 SM), seorang astronomi Yunani lainnya
membagi sebuah lingkaran sebagai 60 bagian untuk membuat sistem geografis
latitude. Teknik itu didasarkan atas sistem berbasis 60 yang digunakan oleh orang-orang Babilonia yang berdiam di
Mesopotamia, yang jika diteliti dan telaah lebih jauh diturunkan dari sistem
yang dimanfaatkan oleh peradaban Sumeria sekitar 2000 SM. Penggunaan bilangan
60 dikarenakan bilangan ini merupakan bilangan terkecil yang bisa dibagi oleh
enam angka pertama yaitu: 1,2,3,4,5,6. Sehingga dapat memudahkan dalam
pembagiannya : 1/2 jam = 30 menit, 1/3 jam = 20 menit, 1/4 jam = 15 menit. Dalam matematika 60 disebut sebagai highly composite number
atau bilangan yang angka pembaginya/faktornya banyak, yaitu
1,2,3,4,5,6,10,12,15,20,30,60.
Satu era kemudian, Hipparchus memperkenalkan sistem
longitude 360 derajat. Dan pada sekitar 130 M, Claudius Ptolemy membagi tiap
derajat menjadi 60 bagian. Pihak pertama disebut dengan partes minutae primae yang artinya menit
pertama, aspek yang kedua disebut partes minutae secundae atau menit kedua, dan
seterusnya. Walaupun ada 60 bagian, yang digunakan hanyalah 2 pihak yang awal
saja dimana pihak yang pertama sebagai menit, dan aspek yang kedua sebagai
detik. Sedangkan sisa 58 pihak yang lainnya membentuk satuan waktu yang lebih kecil
daripada detik.
Pada tahun 850-932 M, Al-Battani seorang cendekiawan muslim di bidang astronomi dan
matematika ini berhasil menemukan perhitungan waktu dalam satu tahun yang
terdiri dari 365 hari, 5 jam, 46 menit dan 24 detik. Pemikirannya dalam bidang
astronomi yang mendapat pengakuan dunia adalah penghitungan waktu bumi dalam
mengelilingi pusat tata surya. Kerja kerasnya selama 42 tahun tersebut
mendekati perhitungan terakhir yang dianggap lebih akurat.
Di tahun 1956, International Committee for Weights
and Measures (CIPM), dibawah mandat yang diberikan oleh General Conference on
Weights and Measures (CGPM) ke sepuluh di tahun 1954, menjabarkan detik
dalam periode putaran bumi disekeliling matahari di saat epoch, karena pada
saat itu telah disadari bahwa putaran bumi di sumbunya tidak cukup seragam
untuk digunakan sebagai standar waktu. Gerakan bumi itu digambarkan di
Newcomb's Tables of the Sun (Daftar matahari Newcomb), yang mana memberikan
rumusan untuk gerakan matahari pada epoch di tahun 1900 berdasarkan observasi
astronomi dibuat selama abad ke-18 dan 19.
------------------------------------------------------------------
Sumber :
http://forum.kompas.com/threads/40528-Sejarah-Mengapa-1-Menit-60-Detik
0 komentar:
Posting Komentar