VALIDITAS dan RELIABILITAS
Tri Kurniah Lestari, S.Pd.
15709251065
A. Validitas
1. Pengertian
Validitas
Trianto (2011; 269) mengatakan bahwa validitas merupakan suatu
ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument.
Lebih lanjut, Trianto mengatakan bahwa langkah yang harus dilakukan agar instrument
memiliki validitas yang tinggi adalah dengan cara uji coba instrument.
Menurut
American Educational Research Association, American Psychological Association,
and National Council on Measurement in Education (AERA, APA, and
NCME) dalam Standards for Educational and Psychological Testing (dalam Retnawati, 2015), validitas
merujuk pada derajat dari fakta dan teori yang mendukung interpretasi
skor tes, dan merupakan pertimbangan paling penting dalam pengembangan
tes (1999). Nunnally, Allen & Yen, Kerlinger, dan Syaifudin Azwar (dalam Retnawati,
2015) mengemukakan bahwa
validitas suatu alat ukur adalah sejauhmana alat ukur itu mampu mengukur
apa yang seharusnya diukur.
Dari
beberapa pendapat diatas dapat dikatakan bahwa validitas merupakan suatu alat ukuran
yang merujuk pada derajat dari fakta dan teori yang ada untuk mendukung atau meningkatkan
kesahihan suatu instrument.
2. Jenis Validitas
Menurut
Zulkifli (2009, 89) Konsep validitas tes dapat dibedakan atas tiga macam yaitu validitas
isi (content validity), validitas konstruk
(construct validity), dan validitas
empiris atau validitas kriteria. Pembahasan
ketiga macam validitas tersebut yaitu :
a. Validitas Isi (Content Validity)
1) Pengertian
Validitas Isi
Nunnally
dan Fernandes (dalam Retnawati, 2015) mengatakan bahwa validitas isi suatu
instrumen adalah sejauhmana butir-butir dalam instrumen itu mewakili
komponen-komponen dalam keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur dan
sejauh mana butir-butir itu mencerminkan ciri perilaku yang hendak diukur. Selanjutnya,
Retnawati (2015; 2) mengatakan bahwa validitas isi terkait dengan analisis
rasional terhadap domain yang hendak diukur untuk mengetahui keterwakilan instrumen
dengan kemampuan yang hendak diukur.
2) Pembuktian
Validitas Isi
Dalam pembuktian validitas isi,
hasil yang diperoleh tergantung pada kesepakatan para ahli. Menurut Retnawati (2015;
3), untuk mengetahui kesepakatan ini, dapat digunakan indeks validitas,
diantaranya dengan indeks yang diusulkan oleh Aiken (1980; 1985). Indeks
validitas butir yang diusulkan Aiken ini dirumuskan sebagai berikut:
Dengan
V adalah indeks validitas butir; s skor yang ditetapkan setiap rater dikurangi
skor terendah dalam kategori yang dipakai (s = r – lo, dengan r = skor kategori
pilihan rater dan lo skor terendah dalam kategori penyekoran); n banyaknya
rater; dan c banyaknya kategori yang dapat dipilih rater. V merupakan indeks
kesepakatan rater terhadap kesesuaian butir (atau sesuai tidaknya butir) dengan
indikator yang ingin diukur menggunakan butir tersebut. Jika diterapkan untuk
instrument pengukuran, menurut seorang rater maka n dapat diganti dengan m
(banyaknya butir dalam satu instrumen). Indeks V ini nilainya berkisar diantara
0-1. (dalam Retnawati, 2015)
b. Validitas Konstruk (construct validity)
1) Pengertian
Validitas Konstruk
Menurut
Matondang (2009; 90), validitas konstruk adalah validitas yang mempermasalahkan
seberapa jauh butir-butir tes mampu mengukur apa yang benar-benar hendak diukur
sesuai dengan konsep khusus atau definisi konseptual yang telah ditetapkan.
Sementara itu, Nunnally dan Fernandes (dalam Retnawati, 2015) mengatakan bahwa
validitas konstruk adalah validitas yang menunjukkan sejauhmana instrumen
mengungkap suatu kemampuan atau konstruk teoretis tertentu yang hendak
diukurnya. Menurut Retnawati (2015; 2-3) prosedur validasi konstruk diawali
dari suatu identifikasi dan batasan mengenai variabel yang hendak diukur dan
dinyatakan dalam bentuk konstruk logis berdasarkan teori mengenai variabel
tersebut. Dari beberapa pendapat diatas dapat dikatakan bahwa validitas
konstruk merupakan validitas yang menunjukkan seberapa jauhnya suatu instumen
mampu mengukur dan mengungkap suatu hal (seperti konstruk teoritis) yang
benar-benar hendak diukur dengan cara mengidentifikasi, memberi batasan pada
variabel yang hendak diukur dan menyatakannya dalam bentuk konstruk yang logis.
2) Pembuktian
Validitas Konstruk
Terdapat
dua analisis faktor dalam membuktikan validitas konstruk yaitu (a) analisis
faktor eksploratori (exploratory factor
analysis, EFA); dan (b) analisis faktor konfirmatori (confirmatory factor analysis, CFA). Menurut Retnawati (2015; 8) EFA
digunakan ketika model pengukuran dari konstruk instrument masih dicari ataupun
dilakukan eksplorasi. Namun pada CFA, ketika model pengukuran telah ada
teorinya, konstruk instumen tersebut tinggal dibuktikan atau dikonfirmasi. Pada
CFA, membuktikan validitas konstruk ini khususnya menggunakan model pengukuran
(measurement model). Menurut Khumaidi
(dalam Retnawati) analisis dapat dilakukan dengan first order CFA, dan jika belum konklusif perlu dilakukan second order analysis.
b. Validitas Kriteria (Criteria validity)
1) Pengertian
Validitas Kriteria
Fernandes
(dalam Retnawati, 2015) mengatakan validitas berdasarkan kriteria dimaksudkan untuk
menjawab pertanyaan sejauh mana tes memprediksi kemampuan peserta di masa
mendatang (predictive validity) atau
mengestimasi kemampuan dengan alat ukur lain dengan tenggang waktu yang hampir
bersamaan (concurrent validity). Hal senada
juga disampaikan oleh Lawrence (dalam Retnawati, 2015) yang mengatakan bahwa tes
dikatakan memiliki validitas prediktif bila tes itu mampu memprediksikan
kemampuan yang akan datang. Dalam analisis validitas prediktif, performansi
yang hendak diprediksikan disebut dengan kriteria. Besar kecilnya harga
estimasi validitas prediktif suatu instrument digambarkan dengan koefisien
korelasi antara prediktor dengan kriteria tersebut (Retnawati, 2015; 2).
2) Pembuktian
Validitas Kriteria
Pada
validasi model ini, diperlukan skor hasil pengukuran menggunakan instrumen lain
yang lebih terstandar. Pendekatan analisisnya sering menggunakan yakni analisis
dengan korelasi, misalnya korelasi product-moment.
Validitas
kriteria diketahui dengan mengestimasi korelasi skor tes peserta dengan skor
kriteria. Korelasi ini disebut dengan koefisien validitas (Linn & Gronlund,
dalam retnawati, 2015) yang menyatakan derajat hubungan antara prediktor dengan
kriteria.
==================================================
Retnawati, Heri. 2015. Membuktikan Validitas Instrumen
dalam Pengukuran. Pendidikan Matematika FMIPA UNY. (diakses tanggal 01
November 2015)
Trianto. 2011. Pengantar
Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi Pendidikan dan Tenaga
Kependidikan. Jakarta : Kencana, Perdana Media Grup.
Matondang, Zulkifli. 2009. Validitas
Dan Reliabilitas Suatu Instrumen Penelitian. Jurnal
Tabularasa PPs UNIMED.
1 komentar:
Reliabilitasnya? Baik jika dikasih ilustrasi dan alasan pemilihan jenis validasi dalam menjamin kesahihan instrumen.
Posting Komentar