Senin, 19 Oktober 2015

tugas 3



Pengaruh Gaya Belajar terhadap Prestasi Akademik Siswa

KAJIAN PUSTAKA
A. Gaya Belajar
1. Pengertian Gaya Belajar
 Setiap manusia memiliki kemampuan menangkap, memahami dan menyerarp pembelajaran berbeda-beda. Ada yang sedang, tinggi maupun rendah. Sehingga, dalam pembelajarannya seringkali mereka harus melalui cara yang berbeda-beda untuk memahami pembelajaran yang sedang diajarkan. Menurut Winkel (2005:164) Gaya belajar merupakan cara belajar yang khas bagi siswa. Hal serupa juga diungkapkan oleh Nasution (2008:93) mengenai  gaya belajar atau “learning style” siswa yaitu cara siswa bereaksi dan menggunakan perangsang-perangsang yang diterimanya dalam proses belajar.
M. Joko Susilo (2009: 94) mengatakan sebagai berikut : “gaya belajar adalah cara yang cenderung dipilih seorang untuk menerima informasi dari lingkungan dan memperoleh informasi tersebut”. Sedangkan Bobbi Deporter dan Mike Hernacki (2010:112) mengemukakan bahwa gaya belajar adalah kombinasi bagai mana anda menyerap, dan kemudian mengatur serta mengelola informasi. Senada dengan yang diungkapkan oleh Munif Chatib (2009:136) bahwa gaya belajar adalah cara informasi masuk kedalam otak melalui indra yang kita miliki.
Dari pengertian-pengertian di atas, disimpulkan bahwa gaya belajar adalah cara yang dipilih siswa untuk bereaksi dalam menerima informasi dari lingkungan, dan kemudian mengatur serta mengolah informasi pada proses belajar.
2. Model Gaya Belajar
Menurut DePorter dan Hernacki (dalam Supriono, 2011) berpendapat tentang model gaya belajar sebagai berikut :”model gaya belajar mencangkup gaya belajar visual, gaya belajar auditorial, dan gaya belajar kinestetik”. Gaya Belajar tersebut disajikan sebagai berikut :
a.       Gaya Belajar Visual

Gaya belajar visual lebih menekankan cara belajar dengan menggunakan penglihatannya dibanding dengan pendengaran dan gerakan-gerakan. Gaya belajar visual cenderung lebih khusus belajar melihat pada fokus telaahanya. Menurut DePorter dan Hernacki (dalam Supriono, 2010) ciri-ciri gaya belajar visual adalah :
1)      Rapi dan teratur
2)      Berbicara dengan cepat
3)      Perencana dan pengatur jangka panjang yang baik
4)      Teliti terhadap detail
5)      Mementingkan penampilan, baik dalam hal pakaian maupun presentasi
6)      Pengeja yang baik dan dapat melihat kata–kata yang sebenarnya dalam pikiran mereka
7)      Mengingat apa yang dilihat, daripada apa yang didengar
8)      Mengingat dengan asosiasi visual
9)      Biasanya tidak terganggu oleh keributan
10)  Mempunyai masalah untuk mengingat interupsi verbal kecuali juka ditulis, dan sering kali minta bantuan orang untuk mengulanginya.
11)  Pembaca cepat dan tekun
12)  Lebih suka membaca daripada dibacakan
13)  Membutuhkan pandangan dan tujuan menyeluruh dan sikap waspada sebelum secara mental merasa pasti tentang suatu masalah atau proyek.
14)  Mencoret-coret tanpa arti selama berbicara di telepon atau dalam rapat
15)  Lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain
16)  Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat ya atau tidak
17)  Lebih suka melakukan demonstrasi daripada berpidato
18)  Lebih suka seni daripada music
19)  Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan tetapi tidak pandai memilih kata – kata
b.      Gaya Belajar Auditorial
Gaya belajar auditorial adalah gaya belajar yang lebih cenderung melalui suara dalam proses pembelajaran. Menurut DePorter dan Hernacki (dalam supriono, 2011) cirri-ciri gaya belajar auditorial diantaranya :
1)      Berbicara pada dirinya sendiri saat bekerja
2)      Mudah terganggu oleh keributan
3)      Menggerakan bibir merekka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca
4)      Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
5)      Dapat mengulang kembali dan menirukan nada, berirama, dan warna suara
6)      Merasa kesulitan untuk menulis, tetapi hebat dalam bercerita
7)      Berbicara dalam irama yang terpola
8)      Biasanya pembicara yang fasih
9)      Lebih suka musik dari pada seni
10)  Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat
11)  Suka berbicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu panjang lebar
12)  Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan visualisasi, seperti memotong bagian-bagian hingga sesuai satu sama lain
13)  Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya
14)  Lebuh suka gurauan lisan daripada membaca komik
c.       Gaya Belajar Kinestetik
Gaya belajar kinestetik memiliki gaya belajar dengan melakukan segala sesuatu secara langsung melalui gerak dan sentuhan. Menurut DePorter dan Hernacki (dalam Supriono, 2011) ciri belajar kinestetik diantaranya :
1)      Berbicara dengan perlahan
2)      Menanggapi perhatian fisik
3)      Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka
4)      Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang
5)      Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak
6)      Mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar
7)      Belajar melalui manipulasi dan praktik
8)      Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
9)      Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca
10)  Banyak menggunakan isyarat tubuh
11)  Tidak dapat duduk diam dalam waktulama
12)  Tidak dapat mengingat geografi kecuali jika memang telah pernah berada ditempat itu
13)  Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi
14)  Menyukai buku-buku yang berorientasi pada plot-mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca
15)  Kemungkinan tulisannya jelek
16)  Ingin melakukan segala sesuatu
17)  Menyukai permainan yang menyibukan
Dari ketiga gaya belajar diatas memiliki ciri yang berbeda-beda. Gaya belajar yang pertama yaitu gaya belajar visual. Pada gaya belajar ini, yang memegang peran penting yaitu mata/penglihatan (visual). Dalam hal ini, metode pengajaran guru lebih diutamakan pada peragaan atau media, ajak mereka ke objek-objek yang berkaitan dengan pelajaran tersebut, atau dengan cara menunjukan alat peraga langsung pada siswa atau menggambarkannya di papan tulis. Gaya belajar yang kedua yaitu gaya belajar auditorial. Siswa yang mempunyai gaya belajar auditorial dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan penjelasan guru. Kemudian, gaya belajar yaitu gaya belajar kinestetik, gaya belajar ini menangkap informasi melalui gerak, menyentuh, dan melakukan. Siswa seperti ini sulit untuk duduk berjam-jam karena keinginan mereka untuk beraktifitas dan bereksplorasi sangat kuat. Sehingga proses belajar dengan gaya belajar seperti ini harus melalui gerakan dan sentuhan.

B. Prestasi Akademik
1. Pengertian Prestasi Akademik
Kamus Umum Bahasa Indonesia, kata “prestasi” mempunyai arti hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya). Dalam proses pendidikan, prestasi dibatasi pada prestasi belajar atau prestasi akademik. Djamarah (2002) mendefinisikan prestasi akademik adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil akhir dari aktivitas belajar. Sedangkan definisi prestasi akademik menurut Azwar (2002) adalah bukti peningkatan atau pencapaian yang diperoleh seorang siswa sebagai pernyataan ada tidaknya kemajuan atau keberhasilan dalam program pendidikan. Selanjutnya menurut Suryabrata (2006) prestasi akademik adalah hasil belajar terakhir yang dicapai oleh siswa dalam jangka waktu tertentu, yang mana di sekolah prestasi akademik siswa biasanya dinyatakan dalam bentuk angka atau symbol tertentu.
Berdasarkan uraian dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa prestasi akademik adalah hasil atau pencapaian yang diperoleh siswa dari aktivitas belajar, yang dinyatakan dalam bentuk angka atau simbol tertentu.

2. Ukuran prestasi
Menurut Azwar (1996) prestasi atau keberhasilan belajar dapat dioperasionalkan dalam bentuk-bentuk atau indikator-indikator berupa:
a.       Nilai raport
Dengan nilai rapor, kita dapat mengetahui prestasi belajar siswa. Siswa yang nilai rapornya baik dikatakan prestasinya tinggi, sedangkan yang nilainya jelek dikatakan prestasi belajarnya rendah.
b.      Indeks prestasi akademik
Indeks prestasi akademik adalah hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk angka atau simbol. Indeks prestasi dapat digunakan sebagai tolak ukur prestasi belajar seseorang setelah menjalani proses belajar.
c.       Angka kelulusan
Angka kelulusan merupakan suatu hasil yang diperoleh selama melaksanakan suatu pendidikan dalam institusi tertentu, dan hasil ini juga menjadi indikator penting prestasi belajar.
d.      Predikat kelulusan
Predikat kelulusan merupakan status yang disandang oleh seseorang dalam menyelesaikan suatu pendidikan yang ditentukan oleh besarnya indeks prestasi yang dimiliki
e.       Waktu tempuh pendidikan
Waktu tempuh pendidikan seseorang dalam menyelesaikan studinya menjadi salah satu ukuran prestasi, yang menyelesaikan studinya lebih awal menandakan prestasinya baik, sebaliknya waktu tempuh pendidikan yang melebihi waktu normal menandakan prestasi yang kurang baik.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Akademik
Menurut Soeryabrata (dalam Alimudin, 2010) menggolongkan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menjadi dua faktor, yaitu:
1. Faktor Internal
Faktor ini merupakan hal-hal dalam diri individu yang mempengaruhi prestasi belajar yang dimiliki. Faktor ini dapat di golongkan ke dalam dua kelompok,
yaitu:
a) Faktor Fisiologis
Faktor fisiologis mengacu pada keadaan fisik, khususnya sistem penglihatan dan pendengaran, kedua sistem penginderaan tersebut dianggap sebagai faktor yang paling bermanfaat di antara kelima indera yang dimiliki manusia. Untuk dapat menempuh pelajaran dengan baik seseorang perlu memperhatikan dan memelihara kesehatan tubuhnya. Keadaan fisik yang lemah merupakan suatu penghalang yang sangat besar bagi seseorang dalam menyelesaikan program studinya.

b) Faktor Psikologis
Faktor psikologis meliputi faktor non fisik, seperti; motivasi, minat, intelegensi, perilaku dan sikap mental.
1) Motivasi
Menurut Djamarah (dalam alimudin, 2010), motivasi adalah gejala psikologis dalam bentuk dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.
2) Intelegensi
intelegensi cenderung mengacu pada kecerdasan intelektual. Kecerdasan intelektual yang tinggi akan mempermudah seseorang untuk memahami suatu permasalahan. Orang yang memiliki kecerdasan intelektual tinggi, pada umumnya memiliki potensi dan kesempatan yang lebih besar untuk meraih prestasi belajar yang baik dibandingkan dengan mereka yang memiliki kecerdasan intelektual biasa-biasa saja. Apalagi bila di bandingkan mereka yang tergolong memiliki kecerdasan intelektual rendah.
2) Minat
Menurut Hurlock (dalam Alimudin, 2010) Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih.
3) Sikap mental
Menurut De (dalam Alimudin, 2010), seorang siswa perlu memiliki sikap mental dan perilaku tertentu yang dianggap perlu agar dapat bertahan terhadap berbagai kesukaran dan jerih payah di perguruan tinggi. Sikap mental seseorang meliputi hal-hal berikut:
(a) Tujuan belajar
(b) Minat terhadap pelajaran
 (c) Kepercayaan terhadap diri sendiri
 (d)Keuletan
 (e) Perilaku siswa

2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal juga berpengaruh terhadap prestasi akademik. Contoh faktor eksternal yaitu seperti lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
a) Faktor lingkungan keluarga.
Faktor lingkungan keluarga dapat mempengaruhi prestasi siswa. Berikut ini di jelaskan faktor-faktor lingkungan keluarga tersebut:
1) Sosial ekonomi keluarga
Dengan sosial ekonomi yang memadai seseorang lebih berkesempatan mendapatkan fasilitas belajar yang lebih baik, mulai dari buku, alat tulis, sampai pemilihan sekolah.
2) Pendidikan orang tua
Orang tua yang telah menempuh jenjang pendidikan tinggi cenderung lebih memperhatikan dan memahami pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya dibandingkan dengan mereka yang menempuh pendidikan pada jenjang yang lebih rendah
3) Perhatian orang tua dan suasana hubungan antara anggota keluarga.
Dukungan dari keluarga merupakan salah satu pemacu semangat berprestasi bagi seseorang. Dukungan dalam hal ini bisa secara langsung, berupa pujian maupun nasehat, maupun secara tidak langsung. Misalnya dalam wujud kehidupan keluarga yang akrab dan harmonis.

b) Faktor lingkungan sekolah
1) Sarana dan prasarana
Kelengkapan fasilitas sekolah seperti OHP, kipas angin, pelantang (microphone) akan membantu kelancaran proses belajar mengajar di sekolah. Selain itu bentuk ruangan, sirkulasi udara dan lingkungan sekitar sekolah juga turut mempengaruhi proses belajar mengajar.
2) Kompetensi guru dan siswa
Kualitas guru dan siswa sangat penting dalam meraih prestasi. Kelengkapan sarana dan prasarana tanpa di sertai kinerja yang baik dari para penggunanya akan sia-sia belaka.
3) Kurikulum dan metode mengajar.
Hal ini meliputi materi dan bagaimana cara memberikan materi tersebut kepada siswa. Metode pengajaran yang lebih interaktif sangat di perlukan untuk menumbuhkan minat dan peran serta siswa dalam kegiatan pembelajaran.

c) Faktor lingkungan masyarakat
1) Sosial budaya
Pandangan masyarakat tentang pentingnya pendidikan akan mempengaruhi kesungguhan pendidik dan peserta didik. Masyarakat yang masih memandang rendah pendidikan akan enggan mengirim anaknya ke sekolah dan cenderung memandang rendah pekerjaan guru atau pengajar.
2) Partisipasi terhadap pendidikan
Bila semua pihak telah berpartisipasi dan mendukung kegiatan pendidikan, mulai dari pemerintah (berupa kebijakan dan anggaran) sampai pada masyarakat bawah (kesadaran akan pentingnya pendidikan), setiap orang akan lebih menghargai dan berusaha memajukan pendidikan dan ilmu pengetahuan. Hal ini akan memunculkan pendidik dan pesrta didik yang
lebih berkualitas.
Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat bersifat individual dan kompleks. Bersifat individual maksudnya adalah faktor penyebab tersebut pada setiap peserta didik selalu sama, bersifat kompleks maksudnya pengaruh tersebut merupakan interaksi dari beberapa faktor baik dari luar diri maupun dari dalam diri siswa. Faktor-faktor tersebut secara langsung maupun tidak langsung saling berinteraksi mempengaruhi individu siswa dalam mencapai prestasi akademik.

C. Pengaruh Gaya Belajar terhadap Prestasi akademik
Gaya belajar adalah cara yang dipilih siswa untuk bereaksi dalam menerima informasi dari lingkungan, dan kemudian mengatur serta mengolah informasi pada proses belajar. Dengan diterimanya informasi pembelajaran secara baik dapat meningkatkan pengolahan informasi pada aktivitas belajar sehingga hal ini juga yang mempengaruhi hasil atau pencapaian dari siswa, dalam hal ini adalah prestasi akademiknya.

VARIABEL PENELITIAN

A.    Jenis-jenis Variabel
Dalam penelitian ini terdapat variabel bebas, dan variabel terikat
1.      Variabel bebas
       Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah Gaya Belajar
2.      Variabel terikat
       Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah Prestasi akademik siswa


Dimana  X: gaya belajar
Y : Prestasi akademik

B.     Hubungan antar variabel
Hubungan antar variabel yang terjadi antara lain:  
1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
Hubungan antara Gaya belajar siswa sebagai variabel bebasnya dan prestasi akademiknya sebagai variabel terikatnya yaitu hubungan sebab akibat.




0 komentar:

Posting Komentar

Translate