A.
Gaya Belajar
1.
Pengertian Gaya Belajar
Setiap manusia
memiliki kemampuan menangkap, memahami dan menyerarp pembelajaran berbeda-beda.
Ada yang sedang, tinggi maupun rendah. Sehingga, dalam pembelajarannya
seringkali mereka harus melalui cara yang berbeda-beda untuk memahami
pembelajaran yang sedang diajarkan. Menurut Winkel (2005:164) Gaya belajar
merupakan cara belajar yang khas bagi siswa. Hal serupa juga diungkapkan oleh Nasution
(2008:93) mengenai gaya belajar atau “learning
style” siswa yaitu cara siswa bereaksi dan menggunakan
perangsang-perangsang yang diterimanya dalam proses belajar.
M. Joko Susilo (2009:
94) mengatakan sebagai berikut : “gaya belajar adalah cara yang cenderung
dipilih seorang untuk menerima informasi dari lingkungan dan memperoleh
informasi tersebut”. Sedangkan Bobbi Deporter dan Mike Hernacki (2010:112)
mengemukakan bahwa gaya belajar adalah kombinasi bagai mana anda menyerap, dan
kemudian mengatur serta mengelola informasi. Senada dengan yang diungkapkan
oleh Munif Chatib (2009:136) bahwa gaya belajar adalah cara informasi masuk
kedalam otak melalui indra yang kita miliki.
Dari
pengertian-pengertian di atas, disimpulkan bahwa gaya belajar adalah cara yang
dipilih siswa untuk bereaksi dalam menerima informasi dari lingkungan, dan
kemudian mengatur serta mengolah informasi pada proses belajar.
2. Model Gaya Belajar
Menurut DePorter dan
Hernacki (dalam Supriono, 2011) berpendapat tentang model gaya belajar sebagai
berikut :”model gaya belajar mencangkup gaya belajar visual, gaya belajar
auditorial, dan gaya belajar kinestetik”. Gaya Belajar tersebut disajikan
sebagai berikut :
a. Gaya
Belajar Visual
Gaya belajar visual lebih
menekankan cara belajar dengan menggunakan penglihatannya dibanding dengan
pendengaran dan gerakan-gerakan. Gaya belajar visual cenderung lebih khusus
belajar melihat pada fokus telaahanya. Menurut DePorter dan Hernacki (dalam
Supriono, 2010) ciri-ciri gaya belajar visual adalah :
1)
Rapi dan teratur
2) Berbicara
dengan cepat
3) Perencana
dan pengatur jangka panjang yang baik
4) Teliti
terhadap detail
5) Mementingkan
penampilan, baik dalam hal pakaian maupun presentasi
6) Pengeja
yang baik dan dapat melihat kata–kata yang sebenarnya dalam pikiran mereka
7) Mengingat
apa yang dilihat, daripada apa yang didengar
8) Mengingat
dengan asosiasi visual
9) Biasanya
tidak terganggu oleh keributan
10) Mempunyai
masalah untuk mengingat interupsi verbal kecuali juka ditulis, dan sering kali
minta bantuan orang untuk mengulanginya.
11) Pembaca
cepat dan tekun
12) Lebih suka
membaca daripada dibacakan
13) Membutuhkan
pandangan dan tujuan menyeluruh dan sikap waspada sebelum secara mental merasa
pasti tentang suatu masalah atau proyek.
14) Mencoret-coret
tanpa arti selama berbicara di telepon atau dalam rapat
15) Lupa
menyampaikan pesan verbal kepada orang lain
16) Sering
menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat ya atau tidak
17) Lebih suka
melakukan demonstrasi daripada berpidato
18) Lebih suka
seni daripada music
19) Seringkali
mengetahui apa yang harus dikatakan tetapi tidak pandai memilih kata – kata
b. Gaya
Belajar Auditorial
Gaya belajar auditorial
adalah gaya belajar yang lebih cenderung melalui suara dalam proses
pembelajaran. Menurut DePorter dan Hernacki (dalam supriono, 2011) cirri-ciri
gaya belajar auditorial diantaranya :
1)
Berbicara pada dirinya sendiri saat bekerja
2)
Mudah terganggu oleh keributan
3)
Menggerakan bibir merekka dan mengucapkan tulisan di
buku ketika membaca
4)
Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
5)
Dapat mengulang kembali dan menirukan nada, berirama,
dan warna suara
6)
Merasa kesulitan untuk menulis, tetapi hebat dalam
bercerita
7)
Berbicara dalam irama yang terpola
8)
Biasanya pembicara yang fasih
9)
Lebih suka musik dari pada seni
10) Belajar
dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat
11) Suka
berbicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu panjang lebar
12) Mempunyai
masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan visualisasi, seperti
memotong bagian-bagian hingga sesuai satu sama lain
13) Lebih
pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya
14) Lebuh
suka gurauan lisan daripada membaca komik
c. Gaya
Belajar Kinestetik
Gaya belajar kinestetik
memiliki gaya belajar dengan melakukan segala sesuatu secara langsung melalui
gerak dan sentuhan. Menurut DePorter dan Hernacki (dalam Supriono, 2011) ciri
belajar kinestetik diantaranya :
1)
Berbicara dengan perlahan
2)
Menanggapi perhatian fisik
3)
Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka
4)
Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang
5)
Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak
6)
Mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar
7)
Belajar melalui manipulasi dan praktik
8)
Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
9)
Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca
10) Banyak
menggunakan isyarat tubuh
11) Tidak
dapat duduk diam dalam waktulama
12) Tidak
dapat mengingat geografi kecuali jika memang telah pernah berada ditempat itu
13) Menggunakan
kata-kata yang mengandung aksi
14) Menyukai
buku-buku yang berorientasi pada plot-mereka mencerminkan aksi dengan gerakan
tubuh saat membaca
15) Kemungkinan
tulisannya jelek
16) Ingin
melakukan segala sesuatu
17) Menyukai
permainan yang menyibukan
Dari ketiga gaya
belajar diatas memiliki ciri yang berbeda-beda. Gaya belajar yang pertama yaitu
gaya belajar visual. Pada gaya belajar ini, yang memegang peran penting yaitu
mata/penglihatan (visual). Dalam hal ini, metode pengajaran guru lebih
diutamakan pada peragaan atau media, ajak mereka ke objek-objek yang berkaitan
dengan pelajaran tersebut, atau dengan cara menunjukan alat peraga langsung
pada siswa atau menggambarkannya di papan tulis. Gaya belajar yang kedua yaitu
gaya belajar auditorial. Siswa yang mempunyai gaya belajar auditorial dapat
belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan
penjelasan guru. Kemudian, gaya belajar
yaitu gaya belajar kinestetik, gaya belajar ini menangkap informasi melalui
gerak, menyentuh, dan melakukan. Siswa seperti ini sulit untuk duduk berjam-jam
karena keinginan mereka untuk beraktifitas dan bereksplorasi sangat kuat. Sehingga proses
belajar dengan gaya belajar seperti ini harus melalui gerakan dan sentuhan.
B.
Prestasi Akademik
1. Pengertian Prestasi Akademik
Kamus Umum Bahasa Indonesia, kata “prestasi”
mempunyai arti hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya).
Dalam proses pendidikan, prestasi dibatasi pada prestasi belajar atau prestasi
akademik. Djamarah (2002) mendefinisikan prestasi akademik adalah hasil yang diperoleh
berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai
hasil akhir dari aktivitas belajar. Sedangkan definisi prestasi akademik menurut
Azwar (2002) adalah bukti peningkatan atau pencapaian yang diperoleh seorang
siswa sebagai pernyataan ada tidaknya kemajuan atau keberhasilan dalam program
pendidikan. Selanjutnya menurut Suryabrata (2006) prestasi akademik adalah
hasil belajar terakhir yang dicapai oleh siswa dalam jangka waktu tertentu,
yang mana di sekolah prestasi akademik siswa biasanya dinyatakan dalam bentuk
angka atau symbol tertentu.
Berdasarkan uraian dari beberapa pendapat tersebut,
dapat disimpulkan bahwa prestasi akademik adalah hasil atau pencapaian yang
diperoleh siswa dari aktivitas belajar, yang dinyatakan dalam bentuk angka atau
simbol tertentu.
2. Ukuran prestasi
Menurut Azwar (1996) prestasi atau keberhasilan
belajar dapat dioperasionalkan dalam bentuk-bentuk atau indikator-indikator
berupa:
a. Nilai
raport
Dengan nilai rapor, kita dapat mengetahui prestasi
belajar siswa. Siswa yang nilai rapornya baik dikatakan prestasinya tinggi,
sedangkan yang nilainya jelek dikatakan prestasi belajarnya rendah.
b. Indeks
prestasi akademik
Indeks prestasi akademik adalah hasil belajar yang
dinyatakan dalam bentuk angka atau simbol. Indeks prestasi dapat digunakan
sebagai tolak ukur prestasi belajar seseorang setelah menjalani proses belajar.
c. Angka
kelulusan
Angka kelulusan merupakan suatu hasil yang diperoleh
selama melaksanakan suatu pendidikan dalam institusi tertentu, dan hasil ini juga
menjadi indikator penting prestasi belajar.
d. Predikat
kelulusan
Predikat kelulusan merupakan status yang disandang
oleh seseorang dalam menyelesaikan suatu pendidikan yang ditentukan oleh
besarnya indeks prestasi yang dimiliki
e. Waktu
tempuh pendidikan
Waktu tempuh pendidikan seseorang dalam
menyelesaikan studinya menjadi salah satu ukuran prestasi, yang menyelesaikan
studinya lebih awal menandakan prestasinya baik, sebaliknya waktu tempuh
pendidikan yang melebihi waktu normal menandakan prestasi yang kurang baik.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Prestasi Akademik
Menurut Soeryabrata (dalam Alimudin, 2010) menggolongkan
faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menjadi dua faktor, yaitu:
1.
Faktor Internal
Faktor
ini merupakan hal-hal dalam diri individu yang mempengaruhi prestasi belajar
yang dimiliki. Faktor ini dapat di golongkan ke dalam dua kelompok,
yaitu:
a)
Faktor Fisiologis
Faktor fisiologis mengacu pada keadaan fisik,
khususnya sistem penglihatan dan pendengaran, kedua sistem penginderaan tersebut
dianggap sebagai faktor yang paling bermanfaat di antara kelima indera yang
dimiliki manusia. Untuk dapat menempuh pelajaran dengan baik seseorang perlu
memperhatikan dan memelihara kesehatan tubuhnya. Keadaan fisik yang lemah
merupakan suatu penghalang yang sangat besar bagi seseorang dalam menyelesaikan
program studinya.
b)
Faktor Psikologis
Faktor psikologis meliputi faktor non fisik,
seperti; motivasi, minat, intelegensi, perilaku dan sikap mental.
1) Motivasi
Menurut Djamarah (dalam alimudin, 2010), motivasi
adalah gejala psikologis dalam bentuk dorongan yang timbul pada diri seseorang
sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.
2) Intelegensi
intelegensi cenderung mengacu pada kecerdasan
intelektual. Kecerdasan intelektual yang tinggi akan mempermudah seseorang
untuk memahami suatu permasalahan. Orang yang memiliki kecerdasan intelektual
tinggi, pada umumnya memiliki potensi dan kesempatan yang lebih besar untuk meraih
prestasi belajar yang baik dibandingkan dengan mereka yang memiliki kecerdasan
intelektual biasa-biasa saja. Apalagi bila di bandingkan mereka yang tergolong
memiliki kecerdasan intelektual rendah.
2)
Minat
Menurut Hurlock (dalam Alimudin, 2010) Minat
merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka
inginkan bila mereka bebas memilih.
3)
Sikap mental
Menurut De (dalam Alimudin, 2010), seorang siswa
perlu memiliki sikap mental dan perilaku tertentu yang dianggap perlu agar
dapat bertahan terhadap berbagai kesukaran dan jerih payah di perguruan tinggi.
Sikap mental seseorang meliputi hal-hal berikut:
(a)
Tujuan belajar
(b)
Minat terhadap pelajaran
(c) Kepercayaan terhadap diri sendiri
(d)Keuletan
(e) Perilaku siswa
2.
Faktor Eksternal
Faktor eksternal juga berpengaruh terhadap prestasi
akademik. Contoh faktor eksternal yaitu seperti lingkungan keluarga, sekolah
dan masyarakat.
a)
Faktor lingkungan keluarga.
Faktor lingkungan keluarga dapat mempengaruhi
prestasi siswa. Berikut ini di jelaskan faktor-faktor lingkungan keluarga
tersebut:
1)
Sosial ekonomi keluarga
Dengan sosial ekonomi yang memadai seseorang lebih
berkesempatan mendapatkan fasilitas belajar yang lebih baik, mulai dari buku,
alat tulis, sampai pemilihan sekolah.
2)
Pendidikan orang tua
Orang tua yang telah menempuh jenjang pendidikan
tinggi cenderung lebih memperhatikan dan memahami pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya
dibandingkan dengan mereka yang menempuh pendidikan pada jenjang yang lebih
rendah
3)
Perhatian orang tua dan suasana hubungan antara anggota keluarga.
Dukungan dari keluarga merupakan salah satu pemacu
semangat berprestasi bagi seseorang. Dukungan dalam hal ini bisa secara
langsung, berupa pujian maupun nasehat, maupun secara tidak langsung. Misalnya
dalam wujud kehidupan keluarga yang akrab dan harmonis.
b)
Faktor lingkungan sekolah
1) Sarana dan prasarana
Kelengkapan fasilitas sekolah seperti OHP, kipas
angin, pelantang (microphone) akan membantu kelancaran proses belajar
mengajar di sekolah. Selain itu bentuk ruangan, sirkulasi udara dan lingkungan
sekitar sekolah juga turut mempengaruhi proses belajar mengajar.
2)
Kompetensi guru dan siswa
Kualitas guru dan siswa sangat penting dalam meraih
prestasi. Kelengkapan sarana dan prasarana tanpa di sertai kinerja yang baik
dari para penggunanya akan sia-sia belaka.
3)
Kurikulum dan metode mengajar.
Hal ini meliputi materi dan bagaimana cara memberikan
materi tersebut kepada siswa. Metode pengajaran yang lebih interaktif sangat di
perlukan untuk menumbuhkan minat dan peran serta siswa dalam kegiatan pembelajaran.
c)
Faktor lingkungan masyarakat
1)
Sosial budaya
Pandangan masyarakat tentang pentingnya pendidikan
akan mempengaruhi kesungguhan pendidik dan peserta didik. Masyarakat yang masih
memandang rendah pendidikan akan enggan mengirim anaknya ke sekolah dan
cenderung memandang rendah pekerjaan guru atau pengajar.
2)
Partisipasi terhadap pendidikan
Bila semua pihak telah berpartisipasi dan mendukung
kegiatan pendidikan, mulai dari pemerintah (berupa kebijakan dan anggaran)
sampai pada masyarakat bawah (kesadaran akan pentingnya pendidikan), setiap
orang akan lebih menghargai dan berusaha memajukan pendidikan dan ilmu pengetahuan.
Hal ini akan memunculkan pendidik dan pesrta didik yang
lebih
berkualitas.
Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat bersifat individual dan
kompleks. Bersifat individual maksudnya adalah faktor penyebab tersebut pada
setiap peserta didik selalu sama, bersifat kompleks maksudnya pengaruh tersebut
merupakan interaksi dari beberapa faktor baik dari luar diri maupun dari dalam
diri siswa. Faktor-faktor tersebut secara langsung maupun tidak langsung saling
berinteraksi mempengaruhi individu siswa dalam mencapai prestasi akademik.
C.
Pengaruh Gaya Belajar terhadap Prestasi akademik
Gaya belajar
adalah cara yang dipilih siswa untuk bereaksi dalam menerima informasi dari
lingkungan, dan kemudian mengatur serta mengolah informasi pada proses belajar.
Dengan diterimanya informasi pembelajaran secara baik dapat meningkatkan
pengolahan informasi pada aktivitas belajar sehingga hal ini juga yang
mempengaruhi hasil atau pencapaian dari siswa, dalam hal ini
adalah prestasi akademiknya.
VARIABEL
PENELITIAN
A.
Jenis-jenis Variabel
Dalam penelitian ini terdapat variabel bebas, dan variabel
terikat
1.
Variabel bebas
Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah Gaya Belajar
2. Variabel terikat
Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah Prestasi akademik siswa
Dimana X:
gaya belajar
Y : Prestasi akademik
B. Hubungan antar variabel
Hubungan
antar variabel yang terjadi antara lain:
1.
Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
Hubungan antara
Gaya belajar siswa sebagai variabel bebasnya dan prestasi akademiknya sebagai
variabel terikatnya yaitu hubungan sebab akibat.
0 komentar:
Posting Komentar